Tips Membeli Rumah Di Usia 30 Tahun

Beberapa tahun belakangan, saya mulai memperhatikan artikel – artikel di media mengenai topik keuangan milenials. Salah satu stigma yang ada di kalangan milenials adalah generasi ini sulit punya rumah sendiri. Saya mulai bingung, ah masa iya sih? Apa sebabnya? Ternyata salah satunya adalah generasi milenials masih menggunakan gaji atau pendapatnnya untuk gaya hidup, terutama milenials yang ada di kota besar.

Nah, saya mau berbagi tips atau pengalaman bagaimana saya dan suami bisa membeli rumah di usia 30 tahun di daerah Jakarta Selatan.

  1. Jadikan Prioritas

Rumah adalah barang yang mewah dan mahal. Maka sudah seharusnya membeli rumah dijadikan prioritas atau tujuan penting. Sebelum menikah, saya dan suami sudah sepakat bahwa kami akan menunda punya anak dan membeli rumah lebih dulu. Kesepakatan ini juga karena kami masih tinggal beda kota, waktu itu kami sepakat, bahwa punya anak harus tinggal serumah.

Jika membeli rumah sudah menjadi prioritas, maka kita bisa mulai menabung dan mengumpulkan uang lebih giat lagi. Supaya bisa mencapai dana minimal untuk Down Payment rumah.

2. Tentukan Lokasinya

Saat menentukan lokasi, waktu itu suami saya mau tinggal di Jakarta Timur, karena kakaknya sudah tinggal disana, namun saya ingin tinggal di Jakarta Selatan, lebih spesifik lagi di Jagakarsa. Karena daerah Jagakarsa air tanahnya masih bagus.

Akhirnya suami saya yang waktu itu sudah lebih dulu pindah ke Jakarta, mulai gerilya mencari rumah di dua lokasi tersebut : Timur dan Selatan.

Sebulan sekali, suami akan melaporkan beberapa rumah yang bisa dilihat bersama, lalu saya akan terbang ke Jakarta untuk ikutan cek. Hal ini kami lakukan selama hampir enam bulan. Sungguh, mencari rumah itu ibarat jodoh ya. Setelah melalui diskusi dan riset, akhirnya kami memutuskan untuk fokus di daerah Jakarta Selatan. Waktu itu pertimbangannya adalah akses transportasi yang dirasa lebih mudah dan lengkap jika tinggal di Selatan.

3. Tentukan Budget

Setelah menentukan lokasinya, maka saatnya mencari harga pasaran rumah di daerah itu. Saat tahun 2013, rata – rata harga rumah minimalis di dalam cluster di daerah Jagakarsa adalah 800 juta – 2 Milyar. Tergantung luas tanah dan bangunannya. Kami sempat putus asa, karena harganya agak tinggi dari perkiraan kami. Waktu itu budget kami adalah 650jutaan. Ada sih yang harga segitu, tapi di jalan sempit yang tidak bisa dilalui mobil.

Kemudian, suatu hari, ada makelar rumah lokal yang memasang foto rumah minimalis. Rumah itu sesuai dengan yang saya mau. Maka berangkatlah kami menuju rumah itu. Dia menawarkan harga lebih tinggi dari budget kami. Karena terlanjur jatuh hati, saya dan suami mulai mengusahakan supaya bisa mendapatkan rumah itu.

Akhirnya sebulan kemudian kami bisa menandatangani surat akad rumah di bank dan notaris dengan down payment 30% dan cicilan selama 15 tahun. Di hari kami tanda tangan akad rumah, di hari itu juga kami ingin segera melunasi cicilan KPR. Inilah yang memotivasi saya dan suami untuk menerapkan gaya hidup minimalis, supaya hutangnya segera lunas !

Sekarang rumah kami ada di lokasi yang sangat strategis. Mengapa begitu? Waktu beli rumah itu, kami tidak tahu bahwa di belakang rumah akan ada jalan tol. Enam tahun setelah tinggal di rumah itu, jadilah jalan tol dari Depok Antasari. Sungguh pengalaman yang penuh syukur. Akses perjalanan kami jadi semakin mudah.

Kira – kira itulah pengalaman saya dan suami dalam perjalanan membeli dan mempunyai rumah di Jakarta Selatan.

Semoga memberikan inspirasi ya …

Cheers!

Back to Top