15 Tips Hidup Hemat dan Sederhana (plus Less Waste)

Hi!

Bulan lima di tahun 2021. Mumpung masih awal bulan, saya mau sharing beberapa tips sederhana yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari hari dalam rangka menjalani hidup hemat dan bersahaja.

Bagi saya, selain sedang menjalani minimalisme, ada pesan kecil dibalik gerakan hemat ini, yaitu mengurangi sampah dan menjaga energi berkelanjutan.

Berikut tips sederhana yang bisa dilakukan untuk menjaga bumi kita tetap sehat dan tabungan kita nambah banyak.

  1. Masak dan Bawa Bekal ke Sekolah/Kampus/Kantor

Bekal makan siang itu tidak perlu mewah. Nasi, telur dadar dan tumisan kangkung juga oke. Hemat, sehat dan tanpa kemasan sekali pakai. Sesekali makan di restoran juga boleh. Seminggu atau dua minggu sekali, asalkan ada budget-nya.

2. Bawa Botol Air Minum

Saya sudah tidak beli air minum dalam kemasan sekali pakai dan bawa botol minum sendiri yang bisa diisi ulang di kantor atau di warteg.

3. Buat Persiapan Lauk

Setiap minggu, saya akan menyiapkan lauk ayam, tempe dan tahu. Andalan saya adalah ungkep dan bacem. Hemat dan praktis. Tinggal simpan dikulkas dan setiap pagi tinggal goreng atau masukin ke microwave untuk bekal ke kantor.

4. Bawa Reuseable Shopping Bag

Sekarang hampir semua supermarket dan minimarket meminta biaya untuk kantong belanja. Saya selalu membawa dan menggunakan kantong belanja reuseable saat akan belanja ke toko.

5. Bikin Kopi Sendiri

Sejak menjamurnya kopi-kopian lokal, saya jadi suka iseng beli. Awalnya beli tanpa bawa tumbler sendiri, lama kelamaan sadar lingkungan. Lalu beli pakai tumbler sendiri. Nah sejak pandemi ini, saya jadi bikin kopi sendiri aja. Kebetulan beli coffee maker second masih bagus. Hemat banget sih kalau dihitung rupiahnya. Sesekali masih beli juga, tetep pake tumbler sendiri ya. Ingat, gelas plastiknya bisa menambah sampah plastik lho.

6. Buat Rencana Menu Mingguan

Rencana menu mingguan ini membantu ibu – ibu seperti saya supaya tidak bingung mau masak apa. Walaupun menunya diulang terus tiap 2 minggu ahaha.. Hemat, sehat, praktis dan tidak ada bahan makanan terbuang.

7. Beli Bahan Makanan Lokal

Nah jika sudah membuat menu mingguan, beli bahan makanannya yang lokal juga. Selain harganya lebih murah, kita juga membantu petani lokal untuk berkembang dan mengurangi emisi karbon yang muncul akibat proses import makanan dari luar negeri.

8. Buat Snack/ Cemilan Sendiri

Snack atau camilan tradisional enak juga loh. Singkong atau pisang goreng. Ubi kukus, bubur sumsum, kolak. hmm….

9. Cari Promo Produk Kebutuhan Rumah Tangga

Sebetulnya, saya termasuk yang setia dengan satu brand untuk beberapa produk bahan makanan seperti Minyak goreng, kecap, saos. Tapi kalau untuk produk pembersih rumah tangga saya bisa pilih yang promo aja hehehe.. Biasanya produk yang tidak populer dan harganya miring, ditempatkan di rak paling bawah di display toko.

10. Beli Barang Preloved

Jika mau beli barang rumah tangga atau elektronik yang harganya premium coba pertimbangkan beli secondhand. Misalkan beli mobil, TV, alat olahraga (treadmill/sepeda statis), komputer, handphone atau furniture.

11. Bijak Belanja Online

Kemudahan belanja online terkadang membuat kita lupa dengan biaya ongkirnya. Jangan lupa tetap masukkan biaya kirim di setiap budget belanja. Dan belanjakan kebutuhan harian yang pokok lebih dulu dibandingkan kebutuhan sekunder atau tertier.

12. Sewa atau Pinjam

Untuk barang – barang non essential yang jarang dipakai atau mungkin usia pakainya hanya sebentar, sebaiknya pertimbangkan untuk meminjam atau sewa. Misalkan : bor listrik, pompa ban sepeda, pompa ASI (untuk ibu menyusui).

13. Tidak Mengikuti Trend

Trend, apalagi fashion dan teknologi, jika diikuti terus menerus lama kelamaan melelahkan dan boros. Dan menurut saya, mengikuti trend bukan hal essential dalam hidup. Mengikuti trend, selain menambah biaya juga menambah sampah.

14. From Print to Digital

Stop langganan koran dan majalah fisik dan beralih ke media digital yang biasanya jadi lebih murah dibandingkan yang cetak. Begitu pula dengan buku. Sayangnya buku Indonesia belum banyak yang versi e-book ya. Saya menanti penulis Indonesia beralih ke e-book hehe..

15. Buat Wardrobe Plan

Saya menerapkan semacam Wardrobe Plan. Pertama, saya menetukan pakaian berdasarkan jenis kegiatan dan gaya hidup saya. Misal ke kantor, ke gereja, di rumah. Kedua, saya membuat color palette. Warnanya basic dan tidak lebih dari 5 macam warna sehingga mudah dipadu padankan. Modelnya juga yang sederhana sehingga tidak akan ketinggalan jaman. Yang paling penting, bahannya harus yang natural sehingga perawatannya mudah, cocok dipakai di daerah tropis dan jika dibuang, akan gampang terurai oleh alam. Wardrobe Plan ini memberikan saya waktu paling tidak 2-3 tahun tidak membeli baju baru hanya karena alasan bosan dan sudah lusuh.

Minimalisme bukan berarti pelit atau irit. Namun lebih kepada mindful spending. Jika kita memperhatikan pola konsumsi harian dalam kehidupan sehari – hari dan belajar lebih sadar dalam melakukan pembelian, maka kehidupan anak – anak kita dimasa depan diharapkan masih bisa minum air bersih dan makan sayur yang sehat. Amin.

Semoga memberika inspirasi yaa…

Chrees ^^

Back to Top