Jangan Pakai Kartu Kredit Jika….

Hi!

Masih ingat tokoh fiktif di novelnya Sophie Kinsela? Rebecca Bloomwood yang terlilit hutang kartu kredit karena belanja terus tanpa tahu kondisi keuangannya. Rebecca adalah salah satu contoh fiktif yang terjadi dikehidupan nyata, bahwa banyak orang tidak tahu fungsi dan cara kerja kartu kredit.

So, jangan buru – buru apply kartu kredit jika…

  1. Tidak tahu cara kerja Kartu Kredit

Kartu kredit kadang menjadi godaan bagi fresh graduate yang baru aja dapat kerjaan dan ingin memenuhi gaya hidup. Iya apa iyaa??

Sayangnya, kebanyakan orang dengan usia ‘baru masuk kerja’ pertama kali, tidak pernah belajar lebih dulu bagaimana cara kerja kartu kredit. Sehingga mereka pikir, kartu kredit adalah tambahan uang mereka.

Para newbie ini juga tidak tahu bagaimana compound interest di kartu kredit bekerja.

Jadi, jangan punya kartu kredit jika belum belajar atau mengetahui cara kerja dan cara menggunakannya supaya tidak menjadi gumpalan bola salju hutang.

2. Digunakan Untuk Gaya Hidup

Kartu kredit bukan uang tambahan. Ada beberapa orang yang menggunakan kartu kredit untuk membayar makanan promo, membeli tas branded dengan cicilan 0%. Tapi mereka lupa bahwa pada akhirnya, kenikmatan itu harus dibayarkan dengan uang beneran di bulan depannya.

Sebaiknya tidak perlu membuat kartu kredit jika hanya untuk membeli gaya hidup.

3. Gak Bisa Bayar Tepat Waktu

Salah satu dampak negatif dari ketidak tahuan tentang bunga berbunga alias compound interest yang berlaku di kartu kredit, bisa menyebabkan lilitan hutang yang tidak terkendali.

Asal gesek, tapi tidak pernah membayar tagihan tepat waktu dan selalu membayar dengan pembayaran minimum. Saya pernah punya teman kantor tipe ini, kata dia, “kalau nanti bayar full, malam mingguan aku gak bisa joget”, gitu katanya. Jadi dia terjebak dengan lingkaran gaya hidup. Waktu itu dia usianya masih 24 tahun. Usia rawan menggunakan kartu kredit hehehe…

4. Tidak Pernah Membuat Budget Keuangan Pribadi

Ada 2 tipe orang yang begini : golongan kaya raya mampus sampai gak takut duitnya habis atau golongan kelas menengah ke bawah yang gak tau kondisi keuangannya.

JIka ternyata masuk di golongan kedua, maka sebaiknya jangan pernah punya kartu kredit. Kecuali, kita masuk di golongan kedua ini tapi tahu dan bijak dalam menggunakan uang. Selalu membuat budget pemasukan dan pengeluaran harian.

Kartu kredit harus dibudgetkan, kebutuhan hidup apa saja yang setiap bulan akan dibeli dengan kartu kredit. Misalnya grocerries shopping dapat promo dengan kartu kredit tertentu. Sehingga bisa menekan biaya hidup.

5. Belum Bisa Menabung

Ada dua kemungkinan orang belum bisa menabung : pertama karena memang pendapatannya kecil dan pas-pasan untuk mencukupi kebutuhan hidup, kedua karena emang gak niat aja gitu, Meskipun gajinya gede, tapi gak niat nabung. Apalagi punya pikiran untuk mengumpulkan dana darurat.

Orang tipe pertama jelas tidak mungkin punya kartu kredit, karena bank tidak akan approve permohonan aplikasinya. Sebaliknya orang kedua jelas menjadi target empuk sales kartu kredit. Karena tipe kedua ini adalah tipe spender, the big spender.

Padahal, mengutamakan menabung untuk dana darurat itu penting. Supaya kita terhindar dari kekhawatiran akan kondisi keuangan ditengah masa – masa sulit, seperti pandemi misalnya.

Saya punya kartu kredit salah satu bank yang satu grup dengan retail, sehingga membantu menekan biaya kebutuhan rumah tangga seperti sabun, shampoo, minyak goreng dll. Namun, saya selalu membudgetkan biaya kebutuhan rumah tangga itu sendiri, dan membayar tagihan tepat waktu.

Jadi, apakah kartu kredit itu perlu? Perlu atau tidak, bijaklah dalam menggunakannya.

Semoga memberikan inspirasi yaa..

Cheers ^^

Back to Top