Hi!
Sekarang sedang PPKM Darurat Level 4 dan otomatis saya masih tetap setia #dirumahsaja.
Bahkan sekarang saya beli sayur dengan layanan pesan antar, tapi tetap dari warung sayur langganan dong. Penjual sayur jaman sekarang sudah mengikuti perkembangan era teknologi, pesan lewat WA lalu diantar deh sama anaknya si ibu sayur ini. Belanja sayur di warung tradisional sangat sangat hemat dan sudah pasti sehat. Budget belanja makanan harian sudah pasti aman terkendali dong.
Anyway, selain membuat budget bulanan, saya dan paksu juga membuat budget tahunan. Karena memang ada beberapa biaya yang hanya dikeluarkan setahun sekali. Namun ternyata ada beberapa orang atau keluarga, yang belum memasukkan biaya tahunan ini ke dalam rencana anggaran mereka, sehingga ketika tiba saatnya harus membayar, eh.. uangnya gak ada.
Berikut adalah contoh pos biaya tahunan yang perlu dipersiapkan ketika kita sedang membuat anggaran pribadi atau keluarga.
- Asuransi
Asuransi disini bisa berbagai macam, misalnya asuransi kesehatan, asuransi kendaraan, asuransi jiwa. Ada 2 tipe membayar asuransi ini, dibayarkan setiap bulan sesuai premi atau dibayarkan sekali dalam setahun. Kalau saya, asuransi kendaraan saya bayarkan setahun sekali. Namun anggarannya saya masukkan ke dalam budget bulanan yaitu di pos saving. Jadi istilahnya saya mencicil pembayaran, sehingga ketika tiba saatnya saya membayar premi tahunan, maka uang tersebut sudah siap.
2. Pajak
Pajak biasanya ditagihkan tahunan, contohnya pajak penghasilan (kalau pengusaha), pajak kendaraan, dan pajak bangunan (PBB). Saya juga mempersiapkan dana untuk pajak ini ke anggaran bulanan alias dicicil. Sama seperti asuransi, alasannya supaya terasa lebih ringan ketika tiba saatnya membayar pajak.
Saat ini, saya hanya mempunyai kewajiban pajak kendaraan saja, Puji Tuhan PBB kami gratis. Terima kasih pak Ahok ^^
3. Service / Maintenance
Biaya perawatan rutin terkadang suka dilupakan, terutama perawatan kendaraan. Menurut saya, kendaraan harus dibuatkan budget khusus untuk perawatan, karena berkaitan dengan safety. Keselamatan berkendara sangat penting diperhatikan, karena beberapa kecelakaan lalu lintas bukan hanya disebabkan karena faktor pengemudinya saja namun juga karena kendaraan yang tidak berfungsi dengan baik. Misalnya pecah ban karena sudah gundul dan tidak diganti. Atau kampas rem yang aus dan bikin rem blong. Budget disini termasuk pembelian spare part, jika harus diganti.
Beberapa orang mungkin mengandalkan dana darurat untuk perbaikan kendaraan, namun menurut saya, perawatan kendaraan adalah kebutuhan yang sudah pasti, dan bukan keadaan darurat. Menjadi darurat jika sudah terjadi kerusakan. Namun kerusakan tidak akan terjadi jika dilakukan perawatan rutin. Bukan begitu?
4. Perayaan Hari Istimewa
Setiap orang atau keluarga, pasti mempunyai pengharapan untuk bisa merayakan hari istimewa dalam keluarganya. Misalnya ulang tahun. Atau anniversary perkawinan. Menurut saya, jika dalam keluarga sudah sepakat akan selalu merayakan ulang tahun, maka sebaiknya dibuat anggarannya. Seperti di keluarga saya, setiap anggota keluarga inti (saya, paksu dan Lukas) ulang tahun, maka minimal saya akan beli kue. Budget kuenya ditentukan sekian ratus ribu. Kemudian karena saya masih ada anak balita, saya akan bikin anggaran untuk hampers ulang tahun yang dibagikan ke teman – temannya, walaupun sekelas kompleks aja sih ehehehe…
Saya dan Paksu juga membuat anggaran untuk makan istimewa setiap anniversary, walapun sejak pandemi jadi pending terus, jadi hanya pesan makanan saja hehe.. namun tetap saja itu dianggarkan.
5. Kado / Bingkisan
Masih berkaitan dengan ulang tahun, dulu sebelum punya anak, saya tidak pernah bikin budget kado. Nah, sekarang karena anak saya punya banyak teman, maka saya juga harus siap budget, jika temannya ulang tahun. Karena lumayan merogoh kocek agak dalam ya, untuk per-kadoan ini. Apalagi kalau dalam sebulan ada 2 anak yang ulang tahun. Hmm.. kalau tidak dianggarkan, bisa amburadul juga dompet mamak.
Saya tidak pelit kalau kasih kado, justru karena saya mau kadonya berkesan dan bermanfaat, maka saya perlu membuat anggaran, supaya selalu siap dengan biayanya. Saya kan sedang belajar menjadi ibu yang bijak dalam mengelola uang.. 😉
6. Donasi Khusus
Selain donasi wajib setiap bulan, kalau kami sebagai orang Kristiani ada namanya perpuluhan. Saya dan paksu sepakat untuk memberikan donasi khusus setiap tahun. Biasanya kami berdonasi di hari raya Natal, baik ke panti asuhan atau ke yayasan yang membutuhkan. Kami juga berdonasi untuk anak sekolah yang membutuhkan biaya di lingkungan gereja kami.
Selain itu, kami juga membuat alokasi khusus untuk gereja dalam kaitannya penyelenggaraan Hari Raya Paskah dan Natal, dan biaya tersebut biasanya memang dikeluarkan setahun sekali.
7. Dana Liburan
Liburan.. sebuah kata kerja yang tidak dilakukan selama 2 tahun ini, oh.. pandemi segeralah berakhir.
Saya dan paksu selalu membuat agenda liburan setiap tahun, destinasinya gak harus jauh – jauh. Ke Bandung juga sudah oke, yang penting quality time. Liburan terjauh saya dan paksu adalah ke Jepang, 3 tahun lalu, sebelum saya ketahuan hamil Lukas.
Karena kami sepakat, bahwa liburan ini adalah salah satu pengharapan dalam keluarga kami, maka jelaslah ini harus dibuatkan budget khusus. Saat ini, kami mengalokasikan dana liburan setiap bulan dan dimasukkan ke rekening saving. Sehingga ketika tiba saatnya kami siap jalan-jalan, maka dana tersebut siap digunakan. Jadi gak ada tuh, skenario liburan pakai kartu kredit, bayarnya bulan depan habis gajian.
8. Dana Pendidikan
Bagi keluarga yang mempunyai anak usia sekolah, tahun ajaran baru menjadi bulan dengan pengeluaran biaya terbanyak, mulai dari bayar gedung, beli seragam baru (kalau perlu), dan buku – buku pelajaran (bisa pinjam).
Saya dan paksu sudah mempersiapkan dana pendidikan untuk Lukas sejak masih dalam perut saya. Setiap bulan, kami alokasikan sekitar 12% untuk investasi pendidikan Lukas. Kami memilih investasi karena mencari instrumen keuangan yang return-nya lebih tinggi dari inflasi. Meskipun Lukas belum masuk sekolah, namun kami sudah siapkan dananya supaya terasa lebih ringan saat tiba waktunya pendaftaran sekolah.
9. Dana Kesehatan
Karena saya dan paksu berstatus karyawan, maka dana kesehatan kami juga dicover oleh kantor, dengan plafon biaya yang sudah ditentukan oleh perusahaan.
Namun, kami tetap membuat anggaran khusus kesehatan, untuk meng-cover biaya yang tidak di-cover oleh asuransi kesehatan milik kantor. Contoh : medical check up, PAP Smear, dan imunisasi yang tidak wajib pemerintah.
Setiap orang atau keluarga punya cara masing – masing untuk membiayai anggaran tahunan. Sejauh yang saya tahu, ada 2 sistem menyiapkan biaya tahunan ini :
- Dicicil
Menurut saya, sistem seperti ini ideal untuk keluarga/orang yang mempunyai penghasilan tetap setiap bulan. Sehingga bisa dialokasikan budget khusus untuk ‘menabung’ biaya tahunan. Seperti keluarga kami, yang memang rejekinya datang setiap bulan alias karyawan dengan penghasilan yang tetap.
Dengan sistem seperti ini, juga membantu cashflow bulanan keluarga kami lebih stabil dan membantu kami untuk tetap menjalani gaya hidup yang sederhana.
2. Bulk
Sistem bulk ini mungkin cocok untuk pekerja lepas atau yang penghasilannya tidak tetap setiap bulan kali ya. Misalnya pedagang, seniman, atau pegawai honorer. Ibaratnya, kalau pas ada rejeki nomplok, dapat proyek besar, atau insentif, selain untuk membayar pokok hutang (jika ada) dan mengumpulkan dana darurat, sisa dananya bisa dialokasikan untuk anggaran tahunan ini.
Sebagai karyawan, saya dan paksu juga mendapatkan income tahunan, salah satunya adalah THR. Kebetulan THR paksu diberikan setiap Lebaran, sementara kalau saya setiap Natal. Selain THR, kami juga mendapatkan bonus tahunan (jika ada), namun kami tidak terlalu tergantung dengan income ini, karena sifatnya tidak tetap, tergantung performa kerja dan profit perusahaan tempat kami bekerja. Itulah sebabnya kami tetap menggunakan sistem dicicil setiap bulan.
Kami membuat kombinasi antara dicicil dan bulk ini. Sistem bulk ini membantu kami untuk bisa mewujudkan dana pendidikan Lukas dalam tempo yang singkat. Jadi kalau kami ada rejeki lebih, biasanya akan kami masukkan sebagian ke alokasi dana pendidikan anak dan dana pensiun.
Ih.. bonus tahunan mending buat seneng-seneng! iya, saya juga menggunakan bonus untuk self reward kok. Minimalis kan bukan berarti gak bisa seneng-seneng, namun saya menjadi lebih bijak dalam menentukan arti self reward tersebut.
Jadi, bagaimana sebaiknya menyusun budget tahunan? silahkan sesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing – masing, supaya cashflow terjaga dan tidak gali lubang tutup lubang. Dan tentu saja, masih bisa seneng – seneng 😉
Semoga memberikan inspirasi yaa..
Cheers ^^