How To Own Less?

Hi!

Minggu ini saya menyelesaikan kelas intensif online berbenah. Jadi ceritanya sejak bulan Maret 2021 lalu, saya mengikuti kelas berbenah yang diadakan oleh Gemar Rapi. Karena sedang WFH, kenapa tidak saya manfaatkan untuk berbenah. Waktu itu seperti gayung bersambut, saya bisa menemukan kelas ini. Karena pas banget saya sedang belajar berproses minimalisme dan berbenah jelas menjadi salah satu sarana untuk menggenapi minimalisme ini.

Selama proses berbenah ini, saya banyak belajar, terutama tentang bagaimana untuk tetap konsisten memiliki barang – barang yang hanya dibutuhkan saja. Karena akan menjadi percuma jika kita sudah decluttering namun masih terus membeli barang – barang gak penting.

Berikut adalah beberapa cara yang saya lakukan untuk konsisten dalam memiliki lebih sedikit barang dalam tujuannya untuk merawat minimalisme.

  1. Want Less / Menginginkan Lebih Sedikit

Sejak mempraktikkan minimalisme, saya jadi merasa gak banyak maunya. Mungkin inilah yang dinamakan feeling content, merasa cukup. Apalagi didukung dengan WFH, fokus saya hanya ada di sepuratan pekerjaan rumah tangga. Masih suka window shopping di marketplace, baju baju bagus gitu, tapi tidak jadi dibeli. Karena ya, buat apa? Baju saya dilemari udah tidak dipakai setahun lebih.

Kemudian saya menyukai dengan suasana rumah yang minim perabotan. Karena rumah saya juga tidak besar ya, sehingga memiliki perabotan yang sedikit dan minimalis, membuat rumah menjadi terasa lebih luas.

2. Spend Less / Membeli Seperlunya Saja

Less disini bukan berarti ‘kurang’ dari jatahnya ya, namun lebih tentang cukup. Saya termasuk orang yang tidak punya stok barang kebutuhan rumah tangga. Beberapa keluarga mungkin ada yang stok barang rumah tangga seperti minyak goreng, sabun cuci, kecap, saos. Karena saya tidak mempunyai storage atau tempat penyimpanan yang besar, maka saya akan membeli barang kebutuhan rumah tangga sebulan sekali atau jika sudah habis.

Sejak mengadopsi minimalisme, saya menyadari bahwa ketika ada lemari atau rak penyimpanan yang tidak muat lagi, solusi paling tepat adalah mengurangi isinya, bukan malah menambah storage-nya.

Dengan membeli sesuai kebutuhan, maka diharapkan kita juga melakukan pembelanjaan yang hemat dan cermat. Sehingga kita juga bisa menabung lebih banyak lagi bukan?

3. Set a Limit / Buat Batasan

Bagaimana dengan memberlakukan batasan pada budget belanja, jumlah pakaian, jumlah alat masak?

Misalnya seperti ini : saya membuat batasan di dalam lemari pakaian saya, hanya ada 30 lembar pakaian sudah termasuk baju rumah, baju kerja dan pakaian olah raga. Namun tidak termasuk undies ya. Saya akan menjaga supaya jumlahnya segitu terus, atau kurang dari itu, sehingga ketika jumlahnya bertambah nih, artinya saya harus mendonasikan atau menjual beberapa buah, demi menjaga konsistensi jumlah pakaian.

Atau membuat batasan budget.

Budget memang dibuat supaya kita bisa bebas membelanjakan uang sesuai porsinya. Namun, dalam rangka konsisten memiliki sedikit barang, berarti budget shopping perlu kita buat limit lebih sedikit. Supaya kita juga berkurang dalam berbelanja dan mengisi rumah dengan barang-barang.

4. Experiment / Lakukan Percobaan

Setelah kita membuat batasan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan kita, selanjutnya kita bisa melakukan percobaan. Karena sebuah metode belum bisa dikatakan berhasil jika tidak ada percobaannya bukan?

Lakukan latihan secara bertahap. Misalnya membuat batasan tidak membeli sepatu selama sebulan, dua bulan atau bahkan setahun. Jika ternyata keinginan untuk membeli itu masih ada, maka kita harus konsisten dengan limit yang sudah dibuat. Berapa jumlah sepatu yang harus ada di dalam rak sepatu kita? Jika kita sudah menentukan ada 5 pasang, maka ketika ingin membeli yang baru, keluarkan dulu yang lama, donasikan atau jual.

Sebaliknya, jika kita bisa menahan diri untuk tidak membeli sepatu dalam waktu setahun, berarti metode yang kita buat ini, bisa jadi efektif untuk membantu kita ‘memiliki cukup’ barang.

5. Gratitude / Bersyukur

Jurus paling ampuh supaya tetap konsisten minimalis adalah dengan bersyukur. Bersyukur dengan apa yang sudah kita miliki. Dari pengalaman saya, salah satu cara bersyukur yaitu dengan merawat yang sudah kita miliki, akan memberikan rasa cukup yang lebih tahan lama.

Coba kita bayangkan seperti ini, misalkan saya membeli handphone dengan harga 10juta, dengan uang dari hasil menabung berbulan bulan, bahkan ditambah jualan barang-barang preloved. Lalu akhirnya handphone itu dapat saya miliki. Perwujudan rasa syukur saya adalah dengan merawat handphone tersebut, menggunakan sesuai fungsinya, menyimpan ditempat yang apik, rajin membersihkan dan secara periodik decluttering data yang ada didalamnya. Terbukti, iphone saya rata-rata usianya 5 tahun.

Dengan merawat yang sudah kita miliki, maka usianya akan lebih panjang sehingga bisa kita gunakan dalam waktu yang lama, dengan demikian kita juga akan jarang membeli yang baru.

Minimalisme bukan sebuah permainan siapa yang mempunyai barang paling sedikit. Minimalisme bukan tentang angka atau jumlah. Minimalisme adalah tentang menjalani kehidupan yang sederhana sesuai dengan kebutuhan dan nilai hidup kita. Tidak berlebihan, hanya cukup. Karena kadang yang berlebihan itu tidak baik bukan?

Semoga memberikan inspirasi yaa …

Cheers ^^

Back to Top