Hi!
Ada banyak sekali metode decluttering yang pernah disampaikan beberapa praktisi organizing atau minimalist. Ada Konmari, ada Packing Party, ada minimalism game 30 days.
Saya sendiri, mengkombinasikan berbagai macam metode yang ada. Meskipun ada beberapa yang tidak saya ikuti juga, seperti minimalism game itu. Karena kesannya terburu – buru dan maksain jumlah barangnya, jadi malah bingung sendiri. Mungkin karena barang – barang dirumah saya memang sudah secukupnya.
Kemudian untuk packing party, saya pernah terapkan untuk buku – buku yang saya koleksi sejak jaman sekolah sampai sekarang. Ketika saya masukkan ke dalam kardus ukuran 50x50cm, ternyata membutuhkan 3 buah kardus. Banyak yaaa… dan ternyata kardus isi buku itu tidak saya buka selama 3 bulanan. Akhirnya saya donasikan saja. Ya ternyata buku – buku itu tidak ada yang mau saya baca lagi.
Apapun metode yang akan kita terapkan dalam rangka mengurangi barang, ada beberapa hal atau cara bagaimana supaya decluttering dapat berjalan dengan lancar dan memberikan hasil yang memuaskan.
Saya mau berbagi beberapa strategi atau cara decluttering yang sudah saya terapkan sendiri dan hasilnya memuaskan. Tidak ada barang yang tertinggal (untuk disingkirkan) dan tidak ada penyesalan di kemudian hari karena ada barang yang ikut ter-declutter tapi ternyata masih dibutuhkan.
- Start with your ‘WHY‘
Saya selalu menganggap bahwa decluttering adalah sebuah project yang mengawali kita untuk mulai menyederhanakan hidup kita. Ketika kita ingin memulai sebuah momen baru, baiknya kita selalu berangkat dari Why Moment. Dicari dulu pain poin-nya apa, jadi kalau kita sudah tahu alasan mengapa kita perlu melakukan decluttering, maka kita akan memulainya dengan suka cita dan persiapan yang baik. Sehingga tujuan dan target decluttering tercapai. Misalnya : mau pindah ke rumah yang lebih kecil, jadi harus memilih barang – barang apa saja yang perlu dibawa ke rumah baru. Atau simple karena capek berbenah dan beberes rumah karena kebanyakan barang yang gak jelas.
2. Dimulai dari barang pribadi
Decluttering sebaiknya dimulai dari barang milik pribadi. Untuk yang tinggal sendirian seperti anak kost, mungkin ini tampak mudah ya. Bagi yang masih tinggal dengan orang tua, bisa dimulai dari kamarnya sendiri. Bagi yang masih tinggal dengan ‘mertua’ bisa dimulai dari barang milik pribadi. Tidak perlu ngotot mengajak semua anggota keluarga untuk decluttering, kecuali tempat tinggal sekarang adalah rumah teman – teman sendiri yang dibayar pakai uang sendiri dan anggota keluarga lain berstatus ‘pendatang’, jadi ya my home my rules hehe..
Perubahan itu harus dimulai dari diri kita sendiri, diharapkan perlahan bisa mempengaruhi anggota keluarga yang lain. pasti nanti akan muncul rasa ‘gak enak’ dari anggota keluarga lain, ketika kita hanya memiliki barang secukupnya dan semuanya tertata rapi.
Seperti saya ketika memulai channel di Youtube, kemudian ibu saya menonton videonya, lalu dia tergerak untuk ikutan decluttering, karena melihat rumah saya sekarang kok kelihatan lapang dan bersih.
3. Mulai dari Kategori paling mudah
Ibarat kalau kita mau mengerjakan soal ujian sekolah, kerjakan dulu dari yang paling mudah, karena pekerjaan yang paling mudah bisa dikerjakan dengan waktu singkat dan terasa ringan juga bukan?
Decluttering sebaiknya dimulai dari kategori atau ruangan yang dirasa paling mudah untuk disingkirkan barang – barangnya. Misalnya lemari pakaian. Kemudian meningkat ke rak sepatu, dan seterusnya. Pokoknya dari kategori yang paling mudah untuk melepaskan barang – barang.
4. Susun jadwal untuk setiap kategori
Setelah kita sudah menentukan kategori yang mau di-declutter, selanjutnya kita susun jadwalnya. Jadwal ini membantu kita untuk melakukan decluttering dengan lebih teratur. Tidak buru – buru dan lebih berkesadaran, tidak asal buang, tanpa memilahnya, asal didonasikan tanpa meliyat kelayakannya.
Jadwal juga membantu kita untuk mengatur endurance, supaya tidak kehilangan energi dan semangat selama prosesnya. Misalnya : kategori pakaian butuh waktu 2 hari. Kategori alat tulis butuh waktu 1 hari
5. Siapkan perlengkapan
Setelah kita menentukan jadwal decluttering, maka kita harus membuat ceklist perlengkapan yang dibutuhkan ketika decluttering nanti. Supaya kita tidak bolak balik mencari perlengkapan hanya karena belum siap.
Misalnya : kardus bekas Akua untuk box pilahan, label tulisan, spidol, lakban, kamera/handphone (kalau mau dijual) dan jangan lupa siapkan playlist lagu favorit dan cemilan untuk membuat decluttering lebih enjoyable.
Selalu gunakan resource yang ada di rumah, kardus bekas, kantong kresek, tidak perlu buru – buru beli box baru untuk wadah barang- barang decluttering.
6. Buat Kriteria Seleksi
Ada beberapa metode decluttering yang membuat kriteria seleksi menjadi Yes Maybe No. atau keep, donate, sell. It’s your choice. Atau bisa lebih spesifik lagi seperti ini :
Apakah barang ini dimasih sering dipakai ? kalau yes berarti masuk ke kotak Keep.
Jika jarang dipakai apakah masih butuh? Tidak.. apakah bisa dijual? Ya..masuk ke kotak sell. Ya semacam itu deh
7. Jangan ditunda, lakukan segera.
Hal yang bikin decluttering gagal adalah malas memulainya, tidak segera melakukannya. Meskipun kita sudah mencari banyak referensi tentang metode decluttering tapi tidak ada satupun yang dipraktekkan, ya sama saja bohong. Jadi jangan tunggu tanggal gajian, jangan tunggu mood bagus. Apalagi jika ada tenggat waktunya, semakin cepat dilakukan, maka semakin cepat selesai sebelum tenggat waktu.
Saya mau membagikan template jurnal decluttering untuk teman – teman setia pembaca blog ini. Diharapkan dengan jurnal ini, maka urusan decluttering semakin mudah dilakukan dan tentu saja sesuai hasil yang diharapkan.
silahkan download template disini ya :
Semoga memberikan inspirasi yaa..
Cheers ^^