Hi!
Salah satu cara untuk bisa menabung dengan pendapatan yang terbatas adalah dengan mengurangi biaya hidup. Berikut adalah beberapa cara aneh (tapi masuk akal ) yang bisa kita lakukan dalam tujuannya mengurangi biaya rumah tangga sehingga bisa mencapai dana darurat dan melunasi cicilan.
- Bangun Pagi
Bangun siang rejeki dipatok ayam. Itu betul sekali sodara.
Bayangkan begini : bangun kesiangan, gak sempat bikin bekal, lewat jalan biasa pasti sudah macet, terpaksa lewat tol (bayar), sampai kantor telat, gaji dipotong.
Berbeda dengan ini : bangun pagi, masih bisa olahraga sebentar, memasak bekal, naik kendaraan umum (hemat), sampai kantor tidak telat.
Jadi bisa dibandingkan dong, mana yang bisa cutting cost lebih banyak?
2. Ganti Transportasi
Terus terang transportasi memakan cost paling besar, terutama jika mempunyai mobil yang cc-nya besar. Ongkos bensin, toll, parkir gedung. Naik transportasi umum jelas bisa potong biaya transportasi. Saya sendiri sejak setahun WFH, budget transport gak ada sama sekali hehehe.. dirumah terus kok. Jika dirasa mengendarai mobil ternyata lebih boncos daripada naik bus, mungkin perlu dipertimbangkan lagi untuk ganti kendaraan, motor misalnya.
3. Ganti Provider / Paket Internet
Cek kembali biaya internet, apakah bisa dikurangi atau pertimbangkan ganti provider yang punya paket internet lebih murah. Mungkin sinyalnya agak naik turun, tapi kalau paket internet hanya digunakan untuk scrolling instagram dan kepoin tiktok, gak perlu sinyal yang lancar. Saya pakai wi-fi dirumah dan dikantor. Jelas saya tidak butuh paket internet yang besar. Paling butuh pas dijalan saja untuk lihat google map.
4. Buat Meal Plan dan Bawa Bekal
Saya tidak pernah bosan mengingatkan bahwa membuat meal plan dan bawa bekal ke sekolah atau ke kantor bisa potong budget makanan hampir 50%. Karena makanan itu bisa memakan budget paling besar di anggaran biaya rumah tangga. Mau tau bagaimana saya dan suami bisa sukses lunas KPR dalam waktu 4 tahun dan berhasil membangun dana darurat? Kami selalu bawa bekal ke kantor.
5. Review Membership & Subscription
Cek kembali apakah ada langganan berbayar yang sebetulnya tidak terlalu bermanfaat dan jarang digunakan. Misalnya member gym, saya lebih suka olahraga pake Youtube aja sih. Udah bayar internet ya manfaatkan lah hehe.. Langganan digital entertainment, musik dan film. Seberapa sering nonton? Terus terang sekarang saya menemukan banyak kegiatan bermanfaat sekedar nonton Netflix. Review kembali apakah biaya – biaya langganan itu bisa dihilangkan dan ganti kegiatan lain?
6. Berhenti merokok
Merokok tidak ada manfaatnya. Harganya mahal, tidak sehat dan menimbulkan biaya lebih besar dikemudian hari karena muncul penyakit yang diakibatkan oleh rokok.
7. Buat Kopi Sendiri
Satu kilogram biji kopi seharga 200ribu, bisa menghasilkan 50 cup kopi. Artinya 1 cup seharga 4000. Sementara kalau beli harganya 20.000/cup. Hitung sendiri deh, bisa hemat berapa ratus ribu.
8. Stop Beli Air Minum Kemasan
Air minum seharusnya tidak semahal itu. Lagipula botol plastiknya bisa menambah sampah.
9. Kurangi Makan Daging
Daging sapi terkenal mahal, sekilo 160ribu. Seringnya saya membuat menu makanan dengan daging sapi, namun hanya sekali seminggu.
10. Pertimbangkan Produk Reusable
Selain ramah lingkungan, reusable product juga menghemat biaya rumah tangga. Seperti saya sekarang menggunakan menstrual cup, safety razor (pencukur buku kaki dan ketek), kapas cuci ulang, rechargeable battery (untuk mainan anak dan alat elektronik lain). Mungkin produk – produk sekali pakai tampak lebih murah. Namun coba hitung lagi :
Menstrual cup : Rp. 400.000 bisa dipakai 10 tahun
cost per use : Rp. 400.000 dibagi (5 hari masa period X 12 bulan X 10 tahun) = Rp. 667
Pembalut sekali pakai : Rp. 10.000 / 10 pads = Rp. 1000 per used (plus menambah sampah yang tidak dapat direcycle)
11. Ganti Lampu LED
Lampu LED mempunyai tingkat terang yang lebih terang (ah gimana ini bahasanya?) meskipun dayanya kecil. Dan pengalaman rumah saya yang sudah delapan tahun pakai LED, mungkin baru ganti lampu bohlam 2x. Hemat listrik, hemat uang donk.
12. Pindah Tempat Tinggal
Pindah ke rumah yang lebih kecil, jelas biayanya lebih murah. Pajak PBB nya lebih kecil, biaya perawatan lebih sedikit. Atau pindah lokasi yang jaraknya lebih dekat dengan kantor, jadi bisa menghemat biaya transport. Kadang rumah di area suburban itu harganya mahal dan biaya transportasinya juga mahal karena harus lewat toll. Jika dirasa tidak mampu bayar cicilan yang terlalu besar atau mungking biaya tersebut memakan hampir separuh dari gaji, coba pertimbangkan untuk pindah rumah. Buat yang masih single, nebeng dululah sama orang tua, bantuin bayar listrik aja atau bayar internet, yang penting bisa menabung banyak buat beli rumah. Hehehe..
13. Buy Bulk
Beberapa produk rumah tangga jika dibeli secara bulk atau dalam jumlah banyak, terkadang lebih murah. Seperti deterjen cair, sabun cuci piring, pembersih lantai, minyak goreng. Atau bisa pertimbangkan beli yang promo dan pilih produk yang generik. Saya lebih memilih produk generik untuk deterjen, sabun pel, sabun cuci piring. Namun untuk produk yang berhubungan dengan kulit dan rambut, saya masih beli produk yang cocok, meskipun tidak promo.
14. Paperless
Meskipun sekarang kegiatan korespondensi banyak lewat email, namun cek kembali mungkin masih ada tagihan yang dikirim dengan kertas. Atau pertimbangkan beli digital book. Walaupun saya masih menyukai romantisme bau buku fisik, namun sekarang saya lebih sadar bahwa e book lebih murah dan tidak butuh rak buku besar untuk menyimpannya. Koleksi foto di handphone juga tidak perlu dicetak semua, cukup disimpan di google photo atau digital storage lainnya.
15. Beli Barang Second hand
Tentu saja karena harganya lebih murah. Dan kadang kalau jeli, kita bisa mendapatkan barang yang masih bagus dan rare item.
16. Beli Buah Lokal dan Sesuai Musim
Buah bisa jadi cemilan yang murah dan sehat. Pilih buah yang sesuai musim, ditaman dan dijual dari petani lokal jelas jauh lebih murah dibandingkan membeli buah import yang tidak sesuai musim.
17. Cek Penggunaan Elektronik
Biasakan selalu mematikan dan mencabut colokan peraalatan elektronik jika sudah selesai digunakan. Misalnya mematikan lampu jika sudah pagi hari, pilih pakai kipas angin dibandingkan AC, cabut kabel laptop jika selesai mengisi daya. Tagihan listrik dirumah saya tidak pernah lebih dari 600 ribu setiap bulan (daya 2.200 watt)
18. Do It Yourself
Sejak pandemi ini jadi banyak keahlian yang bisa dilakukan sendiri tanpa minta tolong orang lain. Suami saya jadi bisa membersihkan AC sendiri dengan bekal nonton tutorial di Youtube. Saya sekarang juga ganti body scrubs dengan bubuk kopi bekas seduhan, creambath dengan pisang yang nyaris matang, chemical peeling dengan juice pepaya dan nanas. Hemat dan alami, hasilnya pun mirip – mirip sama salon.
19. Repurpose & Reuse
Mindset yang salah tentang minimalisme bisa membawa kita kepada cara konsumsi yang salah pula. Thanks to my non-aesthetic minimalism. Saya suka sekali memanfaatkan barang – barang yang ada di rumah untuk di repurpose atau reuse. Contohnya jam jar saya pakai untuk tempat bumbu, bekas sarung guling saya jadikan produce bag.
Mungkin tampak tidak minimalist. Well, think again. Minimalist lifestyle is not about visual aesthetic. Saya pikir dengan repurpose dan reuse ini, justru saya jadi lebih hemat, mengurangi sampah dan just feel good.
20. Try To Say NO
Kadang kita perlu bilang ‘No, untuk hal – hal yang dirasa tidak penting dan bermanfaat, apalagi jika hal- hal atau kegiatan tersebut membuat kita jadi tidak bisa mencapai tujuan hidup kita. Saya dulu sering menolak ajakan teman untuk makan di mall dan pilih makan bekal. Namun saya bersyukur punya sikap seperti itu, karena sekarang saya sudah tidak punya hutang dan punya emergency fund, sementara teman saya masih punya cicilan KPR dan hutang – hutang lainnya.
Hidup sederhana itu ternyata menyenangkan dan memberikan dampak kecil bagi lingkungan bukan? Semoga memberikan inspirasi yaa…
Cheers ^^