5 Manfaat Mempunyai ‘Minimalist Wardrobe’

5 Manfaat Mempunyai ‘Minimalist Wardrobe’

Hi!

Pada bulan Februari lalu, saya sedang melakukan experiment dengan fashion atau style berpakaian saya. Experimen ini juga salah satu cara saya untuk mencapai goals tahun ini yaitu memiliki pakaian dalam jumlah cukup dan semuanya saya suka dan saya kenakan terus sampai jelek atau rusak.

Kemudian, saya menemukan challenge movement tentang minimalis and sustainable wardrobe yaitu 10 x 10 challenge. Challenges ini dipopolerkan oleh salah satu style blogger dari Canada yang memang sudah lama saya follow yaitu Lee Vosburgh, silahkan jika penasaran dengan blog dia bisa baca di stylebee.ca.

Aturan main dari challenges ini cukup sederhana, saya harus membuat 10 kombinasi outfits dari 10 items pakaian yang saya miliki. Pakaian disini adalah atasan, bawahan, outer dan sepatu. Sementara undies, tas, perhiasan tidak termasuk didalamnya.

Awalnya saya pikir, ah gampang ini sih, kan baju di lemari saya memang sedikit. Namun ternyata, lumayan menantang lho, apalagi jika dihadapkan pada gengsi saat pergi ke kantor.

Dan berikut adalah recap dari 10 x 10 challenge yang saya lakukan

10 Items Pakaian Yang Dipilih

The List

  • Blouse Uniqlo Linen Blend warna Putih
  • T-Shirt Hitam dari Human Greatness Labs
  • T-Shirt Putih Supima Cotton Uniqlo Men
  • Oversized Shirt Putih Uniqlo
  • Smart Ankle Pants Uniqlo warna Hitam
  • Smart Ankle Pants Uniqlo warna Navy
  • Tapered Pantas Uniqlo warna Neutral
  • Converse Putih
  • Flat Shoes Hitam Hush Puppies
  • Sandal Hitam WIMO

10 Kombinasi Outfits

10 Kombinasi Outfits

Lalu, apa manfaat yang saya peroleh setelah mengikuti challenges ini?

Honestly, saya lumayan terpukau (idih bahasanya..) ketika menemukan bahwa, ternyata saya tidak butuh banyak pakaian untuk pergi ke luar rumah atau ke kantor selama 10 hari. Cukup dengan 7 items pakaian dan 3 pasang sepatu. Namun, dibalik rasa terpukau itu, inilah manfaat yang saya dapatkan dari 10 x 10 challenge :

  1. Menemukan Personal Style , Bukan Fantasy Fashion

Challenge ini menyadarkan saya bahwa ternyata hampir sebagian besar pakaian yang ada di dalam lemari adalah fantasy fashion. Fashion yang saya beli hanya karena trend dari majalah, atau karena artis itu pakai, kemudian saya beli. Contohnya sepatu high heels, yang jelas itu memang cantik dipakai tapi menyakitkan untuk berjalan. Lalu saya menyadari bahwa : yes! i’m a converse girl, dari jaman kuliah sampai sekarang. Tidak heran jika ternyata setiap hari saya menyukai pakai Converse untuk pergi ke kantor.

Saya jadi menemukan personal style yang sesuai dengan profesi dan gaya hidup saya tentunya. Kegiatan saya hanya seputar rumah tangga dan komunitas gereja, maka jelas saya tidak butuh pakaian dengan potongan yang rumit dan model yang tematis.

Jadi apa personal style saya? Karena sama Gemini, maka kemungkinan saya punya dua personal style : Casual (Maskulin) dan Classic (Feminim) jadi mungkin Androginy kali ya hehe.. kadang saya bisa pakai dress, kadang juga bisa pakai Doc Martens.

2. Menghemat Uang

Ketika belum mengenal hidup berkesadaran, saya membeli baju, sepatu dan tas jika diskon. Sehingga pada akhirnya barang – barang tersebut tidak pernah bertahan lama di lemari, karena sudah jelek atau bosan. Sementara tanpa sadar, meskipun saya membeli barang diskon, tapi kalau barang tersebut tidak saya gunakan, artinya saya bukan menghemat uang namun justru kehilangan uang untuk barang yang tidak memberikan value pada hidup saya.

Setelah mengikuti challenge ini, saya jadi merasa cukup dengan style dan pakaian yang saat ini saya miliki. Tidak perlu membeli pakain baru dalam waktu dekat, tidak lagi impulsif, dan jelas saya bisa mengalihkan budget fashion ini untuk sektor lainnya, mungkin menambah budget untuk tabungan traveling.

3. Sedikit Pilihan, Sedikit Waktu Untuk Memutuskan

Yep! Saya pernah ada di kondisi dimana setiap pagi saat mau pergi beraktifitas selalu bingung mau pakai baju apa. Sementara di lemari saya ada banyak .. sorry.. buaanyaakkk sekali pilihan pakaian. Dan ternyata sebanyak itu tidak semuanya saya suka.

Ketika pilihan pakaian dalam lemari semakin sedikit dan tentunya pakaian yang ada disitu adalah pakaian yang memang saya sukai, maka setiap pagi saya akan dimudahkan untuk mengambil pakaian. Tidak ada lagi kondisi ‘wardrobe malfunction’ yang biasanya akan membuat saya jadi tidak percaya diri selama seharian beraktifitas. Sehingga, ketika saya tidak butuh banyak waktu untuk memilih pakaian, maka saya jadi punya tambahan waktu untuk meditasi, olah raga atau mungkin sekedar cari wangsit di toilet hehe..

Memiliki pakaian dalam jumlah cukup, artinya saya juga tidak butuh lemari dengan ukuran besar, yang artinya kamar saya juga jadi lebih lapang.

4. Traveling Ringan

Saya menerapkan 10 x 10 ini pada saat saya tugas ke Surabaya selama seminggu. Saya hanya membawa sebuah koper kabin berisi 5 atasan dan 3 celana panjang dan sepasang baju tidur. Beruntung kantor saya punya seragam untuk event, jadi yang perlu saya bawa hanya seragam saja. Saya tidak perlu memikirkan mix and match pakaian. Untuk sepatu, saya hanya pakai sepasang Converse. Se-simple itu.

Dengan pakaian yang jumlahnya cukup, warna netral dan model klasik, saya bisa mix and match dengan mudah.

Akhirnya saya bisa mengambil hikmah dari jumlah pakaian yang cukup ini. Bahwa saya hanya membutuhkan pakaian yang saya sukai dan sesuai gaya hidup. Bukan yang orang lain sukai dan yang menjadi ekspektasi orang lain.

Although, saya pun mencari inspirasi style dari Pinterest. Saat ini style muse saya adalah style blogger dari Sydney, Sara Crampton dan dari Toronto, Christina Mychas

Jika menyukai fashion monochrome, cek blog mereka deh.

Semoga memberikan inspirasi yaa..

Cheers ^^

Back to Top