Hi!
Dua minggu lagi menjelang Hari Raya nih.. biasanya masa – masa ketika para karyawan mendapatkan Tunjangan Hari Raya alias THR. Puji Tuhan masih mendapatkan rejeki berapapun jumlahnya yes.
Beberapa orang ada yang betul – betul mengandalkan THR untuk keperluan Hari Raya, namun ada juga yang tidak. Tidak mengandalkan karena bisa jadi mereka adalah freelancer atau pemilih usaha kecil yang bisa jadi tidak selalu dapat THR.
Karena saya pernah menjadi karyawan perusahaan, maka saya ingin cerita sedikit bagaimana saya dan pak suami memanfaatkan THR kami, sehingga kami bisa melunasi KPR dalam waktu singkat, bisa mencapai Emergency Fund, dan sekarang bisa hidup tenang dan nyaman tanpa khawatir dengan kondisi keuangan keluarga.
Berikut adalah beberapa tips bagaimana saya dan suami memanfaatkan THR.
- Utamakan Donasi/Zakat
Sebagai umat beriman, tentu saja kita wajib memberikan sebagian dari rejeki kita untuk orang lain yang membutuhkan. Karena saya orang Kristiani, maka kewajiban donasi kami senilai 10% dari total pendapatan. Teman – teman pernah menyadari tidak, bahwa semakin banyak memberi, maka kita juga akan semakin banyak menerima.
2. Pos Kewajiban
Pos kewajiban disini antara lain adalah memberikan THR bagi asisten rumah tangga. Di rumah kami ada seorang ART yang juga pengen merayakan Hari Raya donk. Sudah menjadi hak asisten untuk mendapatkan THR. Kemudian ada THR untuk satpam kompleks dan tukang ambil sampah di lingkungan warga.
Jika dalam keluarga besar ada tradisi mudik atau kasih salam tempel, alokasikan juga budget khusus tradisi ini. Kebetulan baik di keluarga besar saya maupun pak suami, tidak ada tradisi apapun. Bahkan saat Natal, kami juga tidak ada tradisi tukar kado. Kami memang berasal dari keluarga yang sederhana.
Beruntung karena kami tidak punya tradisi yang ‘mengeluarkan’ sejumlah dana, maka kami berdua jadi bisa menabung lebih banyak.
3. Alokasikan Bayar Hutang
Ketika kami masih mempunyai cicilan KPR, biasanya THR akan kami alokasikan sekitar 50% atau lebih untuk ditabung dan mengurangi pokok cicilan. Bagi kami berdua yang 3 tahun lalu belum punya tanggungan (belum ada anak, suami bukan sandwich generation, tapi saya sandwich generation) nominal ini sangat realistis. Karena tujuan keuangan kami berdua saat itu adalah bebas hutang. Itulah mengapa kami bisa melunasi KPR secara singkat.
4. Boleh Untuk Memanjakan Diri
Meskipun saya dan suami dalam fase menuju bebas hutang, namun bukan berarti kami hidup menderita dan tidak beli apa – apa ataupun gak liburan kemana – mana. Kami juga memanfaatkan THR untuk budget liburan. Terus terang kami malas liburan di Hari Raya, karena biasanya tempat wisata jadi ramai dan penuh sesak.
Oiya, ketika kami sudah berhasil bebas hutang dan emergency fund tercapai, kami pernah memanfaatkan THR pak Suami untuk liburan ke Jepang pas Hari Raya Idul Fitri. Tiket pesawatnya mahal, jelas. Namun kami puas bisa liburan seminggu full, tanpa minta ijin cuti dan diganggu telpon soal pekerjaan.
5. Investasi
Kecenderungan manusia (iya saya juga …) ketika merasa mendapatkan rejeki nomplok, pasti langsung pengen segera ‘check out’ in semua wishlist di keranjang e-commerce hehehe.. saya juga gitu sih..
Gak papa kok, wajar aja membeli barang yang diinginkan. Namun kita perlu menengok lagi tujuan dan kondisi keuangan kita saat terima THR ini.
Coba alokasikan sekian persen untuk investasi, saran saya sih, nilainya harus lebih besar daripada barang konsumtif yang ingin kita beli. Investasinya bisa emas, reksa dana atau crypto mungkin? Percayalah, membeli tas luxury hanya memberikan kepuasan sesaat, palingan seminggu.. namun ketika budget tas luxury itu diinvestasikan, kepuasannya bisa seumur hidup. Diri kita dimasa depan tidak akan protes deh.
Tips yang saya bagikan ini based on gaya hidup kami sekeluarga ya. Kami hidup sederhana, masih tinggal di rumah yang kami beli 8 tahun lalu dan bebas bayar pajak PBB dan saya masih mengendarai Toyota Yaris keluaran 2013.
Semoga memberikan inspirasi yaa..
Cheers ^^