Fewer. Better

Fewer. Better

Hi!

Hidup sederhana bukan hanya persoalan hemat, irit, menabung atau apapun yang berkaitan dengan finansial. Bagi saya, hidup sederhana juga berkaitan dengan beberapa hal dalam kehidupan sehari – hari.

Sederhana dalam konsumsi makanan, dalam berpakaian, sederhana ketika liburan, sederhana dalam menyusun kegiatan atau to do list, dan masih banyak lagi.

Enam bulan belakangan ini, saya sedang menyederhanakan beberapa hal dalam kehidupan saya. Memilih untuk memiliki dan mengkonsumsi lebih sedikit, namun lebih baik dan berkualitas. Berikut yang ingin saya bagikan.

  1. Produk skin care lebih sedikit, namun kulit lebih sehat.

Sebagai seorang perempuan, perawatan kulit adalah sebuah investasi. Akhir – akhir ini, kulit saya sedang sensitif. Tidak bisa menerima zat aktif dari serum, essence dan masker. Saya memutuskan untuk back to basic memakai pembersih wajah, pelembab dan sunscreen, namun memilih brand yang bagus. Bagus tidak selalu mahal. Tapi saya akan membelanjakan sejumlah uang agak banyak untuk urusan skin care. Karena itu tadi, merawat kulit adalah investasi. Hasilnya justru kulit saya membaik. Ternyata kulit saya sedang butuh rutin yang sederhana. Hemat uang dan hemat waktu bukan?

2. Pakaian sedikit, namun lebih baik dari sebelumnya.

Sejak menjadi ibu rumah tangga, saya mengurangi pakaian dalam lemari. Karena saya jadi jarang keluar rumah, sehingga tidak perlu pakaian kantoran atau seragam kantor dengan tema warna tertentu. Pakaian saya saat ini jumlahnya sedikit, lebih sedikit dari suami saya, (aneh kan, pakaian istri lebih sedikit dari suami), namun semuanya dalam kualitas yang bagus. Saya tidak mengikuti trend dan ini membuat saya bisa fokus pada personal style. Pakaian saya sederhana dan serunya, saya tidak perlu lagi mempunyai outfit khusus antar Lukas sekolah, pakaian khusus ke mall, pakaian khusus ke Gereja. Namun saya masih memiliki pakaian olah raga dan ‘seragam rumah’.

Selain pakaian, saya juga menyederhanakan alas kaki, pilihannya hanya sandal, flat shoes dan sneakers. Sedikit pilihan, lebih mudah mengambil keputusan.

3. To do list lebih sedikit, namun dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Ketika masih bekerja kantoran, badan saya ada di kantor namun pikiran di rumah, karena Lukas hanya berdua dengan pengasuh. Namun ketika di rumah, ada saja pekerjaan kantor yang perlu diselesaikan. Saya merasa kewalahan dan tidak bahagia. Maka saya pangkas kegiatan saya, yaitu berhenti kerja kantoran dan memilih berkarya di rumah saja.

Tujuan saya berhenti bekerja kantoran adalah untuk fokus pada pengasuhan dan tumbuh kembang Lukas. Maka saya akan menyusun daily routine tidak terlalu banyak, sehingga saya bisa mengerjakan dengan hasil optimal, tanpa melupakan tugas utama saya sebagai ibu.

Hasilnya, saya merasa lebih ‘plong’ dan lebih baik dalam mengelola stress dan emosi.

4. Makan lebih sedikit, namun lebih bernutrisi.

Ketika saya bisa melakukan kegiatan dengan lebih pelan (bukan lambat) dan berkesadaran, maka saya juga lebih sadar dalam konsumsi makanan. Makan dengan porsi lebih sedikit, namun kandungannya lebih kaya gizi. Sehingga diharapkan, saya tidak memerlukan suplemen tambahan yang terpaksa dikonsumsi ketika tubuh sudah terlanjur jatuh sakit.

5. Sedikit interaksi digital, namun lebih membumi

Menyederhanakan konsumsi digital itu baik, terutama untuk mental health. Jadi sekarang saya pun memilih influencer yang ‘positive vibes only’.

Saya membatasi screen time karena Lukas melihat saya. Kalau dia melihat saya sedang pegang handphone atau di depan laptop, dia akan melakukan hal yang sama, minta lihat handphone dan buka laptop.

Saya menyukai berbincang dengan sedikit orang yang memberikan wacana dan sudut pandang baru bagi saya. Menjadi bagian dari komunitas atau sekedar curhat – curhat kecil soal tumbuh kembang anak dengan ibu – ibu tetangga kalau pas ketemu sedang mengawasi anak – anak kompleks main sore.

Saya memiliki lebih sedikit barang namun dengan kualitas bagus dan dirawat dengan apik sehingga awet. Saya juga melakukan sedikit tugas atau kegiatan namun dikerjakan dengan optimal dan paripurna.

Hidup sederhana itu bukan berarti biasa saja. Justru menyederhanakan rutin, finansial, konsumsi makanan, akan membantu kita memberikan impact atau dampak positif bagi komunitas dan semesta.

Semoga memberikan inspirasi yaa..

Cheers ^^

Back to Top